Senin, 16 Desember 2013

ANALISIS BUDAYA WESTERNISASI TERHADAP FUNGSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Sudah kita ketahui bersama bahwa globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang terus bergerak dalam masyarakat di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Globalisasi juga merupakan tantangan besar bagi setiap negara untuk dapat bersaing mengikuti perkembangan zaman agar dapat berdiri sejajar dan dipandang oleh bangsa lain. Keadaan ini juga telah terjadi di Negara kita, Indonesia, yang dapat ditinjau oleh banyaknya warga negara Indonesia yang mengikuti arus globalisasi terutama dari kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia saat ini semakin berkembang dengan pesat. Misalnya saja dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan mulai dari bermusik, kebiasaan clubbing, mewarnai rambut, memakai pakaian sexy, penggunaan zat adiktif, kelainan seks, bahkan berciuman di tempat umum sepertinya sudah lumrah di Indonesia. Hal itu tentu saja sangat mempengaruhi ideologi budaya Indonesia yang dikenal sopan dan berasusila.
 

Globalisasi menyentuh hampir seluruh aspek penting kehidupan, menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab dan dipecahkan dalam upaya memanfaatkan efek globalisasi itu sendiri guna untuk kepentingan kehidupan. Untuk itu perlu adanya analisis dan tindakan pencegahan bahkan pembatasan agar dapat menyaring masuknya budaya-budaya asing ke Indonesia terutama yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran dan yang membawa dampak negatif. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus kita cerna dan pelajari disini. Beberapa pertanyaan yang mungkin dapat menjawab permasalahan di atas.

Mengapa budaya asing begitu mudahnya masuk dan terserap oleh Bangsa Indonesia?
 

Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi adab ketimuran yang sangat baik seperti ramah tamah, sopan santun dan murah senyum. Meskipun demikian bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia dengan tujuan agar dapat mengembangkan pola pikir, gaya hidup dan strategi untuk bersaing mengikuti zaman tanpa harus merusak budaya asli dalam negeri. Selain itu media juga sangat berperan penting dalam penyebaran budaya yang nyata, misalnya saja film, acara televisi, internet (jejaring sosial) serta budaya yang dibawa oleh rakyat Indonesia sendiri yang bekerja, menempuh study dan berlibur di luar negeri.  Hal inilah yang membuat budaya asing begitu mudahnya masuk dan terserap oleh bangsa Indonesia yang disadari atau tidak ikut membawa budaya yang malah mencemari budaya asli Indonesia.
 

Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, yang paling memberikan pengaruh yang cukup membekas adalah adalah budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan atau liberalisasi. Sementara Indonesia merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando dan kolektifitas. Bangsa Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas, seperti sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak, dan celakanya kebudayaan orang-orang barat tersebut banyak yang bersifat negatif dan cenderung merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang barat.

Lalu, apakah peranan/ dampak baik dan buruk kebudayaan asing di Indonesia?
 

Era globalisasi atau perluasan cara-cara sosial antar benua turut mengubah perilaku dan kebudayaan bangsa Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering kita jumpai ketidakmampuan rakyat Indonesia dalam beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan (westernisasi). Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar masuk diskotik, dan tempat hiburan malam lainnya dengan berbagi perilaku menyimpang yang menyertainya, serta seringnya melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar, dan berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini menunjukkan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh budaya asing sehingga masih bersikap “latah” terhadap kebudayaan asing.
 

Dari sekian banyaknya budaya asing itu jika kita amati ada juga yang membawa nilai-nilai positif yang terselip didalamnya diantaranya :
a)    Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.


b)    Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.


c)    Bertambahnya Keragaman Budaya
Bertambahnya keragaman budaya mulai dari dunia musik, olahraga, hingga berbagai kebudayaan/ kesenian lainnya.


d)    Tingkat Kehidupan yang Lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

 

Namun, selain dampak positif di atas kita juga tidak dapat mengesampingkan banyaknya dampak negatif yang didapat dari maraknya budaya asing ini antara lain :
a)    Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.


b)    Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.


c)    Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Contoh budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dan lagu Indonesia. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa tidak bangga bahkan acuh terhadap sesuatu warisan peninggalan bangsa.


d)    Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial yang memungkinkan dapat merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.

 

Dengan dampak di atas, tindakan apa saja yang diperlukan untuk menyaring budaya asing?
 

Berbicara tentang tindakan tentu kita langsung berfikir akan langkah/ aksi dalam menyikapi keadaan yang sudah menjadi realita tersebut. Sekalipun tak semua budaya asing itu membawa dampak negatif ternyata kita juga perlu melakukan filterisasi terhadap budaya asing yang bersifat positif sekalipun diantaranya:
1.    Pembekalan  moral dan nilai-nilai religius sejak dini.
2.    Mengenalkan, mengajarkan dan senantiasa memelihara rasa nasionalisme mulai dari hal-hal terkecil yaitu membiasakan memakai produk dalam negeri, mengembangkan minat dalam mempertahankan kesenian daerah dan sebagainya.
3.    Memperkuat kinerja Lembaga Sensor Film dan Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII).
4.    Filterisasi diri dalam menyeleksi budaya yang dianggap menyimpang dari susila kapan saja dan dimana saja kita berada.
5.    Pengawasan dini terhadap pengaksesan situs internet, acara televisi dan pergaulan terutama bagi yang masih dibawah umur.

Terkait dengan aspek ketahanan bangsa dalam hal maraknya budaya asing ini (westernisasi) dan untuk mendukung tindakan-tindakan di atas diperlukan semangat kebangsaan, kepedulian berbudaya, kemauan menjadi masyarakat global yang berbudaya dan bermartabat, mengembangkan tanggungjawab, reaktualisasi terwujudnya budaya malu, keuletan, kemandirian dan hal-hal semacam Itu merupakan fitur-fitur budaya dan kebudayaan yang perlu terus ditumbuhkembangkan, mulai dari diri sendiri, lingkungan, sampai pada tatanan nasional. Jadi untuk mendukung sebuah ketahanan nasional kita harus bisa menjaga budaya dalam negeri kita sendiri dan melestarikan budaya itu agar tidak punah dan di ambil negara lain. Misal dengan membuat hak paten atau membuat hak cipta, mengumumkan kepada dunia bahwa itu hasil karya kita.

1 komentar: